Selasa, 28 Februari 2012


Jembatan Siak 3 sudah mulai diketahui banyak orang di Indonesia. Padahal baru beberapa bulan buka. Dengan desain yang "unik" bagi orang Indonesia, dikarenakan badan melengkung. Dan dengan hiasan yang unik juga. Tetapi yang memprihatinkan adalah apa yang terjadi beberapa minggu lalu. Yaitu terjadi lekukan pada baja utamanya atau tempat dimana kendaraan lewat. Padahal jembatan ini baru sebentar ada. Tetapi mengapa hampir sama dengan nasib Jembatan Kukar yang sudah ada beberapa tahun lamanya? Saya tidak tahu. Mungkin salah dalam perancangan, kualitas bahan ataupun lainnya. Menurut saya sebagai orang awam yang masih bersekolah, mungkin dikarenakan pemuaian. Sebab tidak nampak ruang antar besi di jembatan tersebut sehingga melengkung. Jadi, saya harapkan pihak berwajib segera melakukan pengecekkan di jembatan kebanggan Riau ini dengan teliti. Dan saya apresiasikan tulisan ini kepada Pemprov Riau dan Dinas PU.

Selasa, 07 Februari 2012

  • Sekilas tentang Chevron
Chevron didirikan pada tahun 1879 di Pico Canyon, California dengan nama Standard Oil Company of California atau Socal. Pada 2001, Chevron bergabung dengan Texaco untuk membentuk ChevronTexaco. Pada 9 Mei 2005, ChevronTexaco mengumumkan akan melepas moniker Texaco dan kembali ke nama Chevron. Texaco akan tetap menjadi sebuah merek di bawah perusahaan Chevron. Pada 19 Agustus 2005, Chevron bergabung dengan Unocal Corporation, sebuah gerakan yang membuat Chevron produsen terbesar energi geotermal di dunia.




sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Chevron#Chevron_Pacific_Indonesia


  • Chevron di Indonesia dan Riau
Di Indonesia Chevron bermulai saat ditemukannya miyak di Minas, Riau pada awal abad ke-20. Pada saat itu Indonesia masih dibawah pemerintahan Hindia Belanda. Minyak tersebut ditemukan dengan eksplorasi minyak di kawasan tersebut. Kegiatan tersebut dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda dan kerjasama dengan Chevron (?).Pada saat itu juga, Chevron di Indonesia masih bernama Unocal Indonesia. Bahkan Unocal belum termasuk di perusahaan Chevron saat itu. Tetapi yang mulai mengebor di Minas adalah Standard Oil Company of California (Socal) dan Texas Oil Company (Texaco) membentuk sebuah perusahaan patungan di daerah Sumatera, bernama N.V. Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij atau NPPM. Perusahaan ini menemukan sebuah sumur minyak non-produktif yang akhirnya ditutup. Pada tahun 1944, ahli geologi NPPM, Richard H. Hopper dan Toru Oki bersama timnya menemukan sumur minyak terbesar di Asia Tenggara, Minas. Sumur ini awalnya bernama Minas No. 1. Minas terkenal dengan jenis minyak Sumatera Light Crude (SLC) yang baik dan memiliki kadar belerang rendah.

 Socal dan Texaco sempat bergabung dan menjadi nama Caltex. Sehingga nama perusahaan ini pada 1950-an menjadi Caltex Pacific Oil Company (CPOC). Pada saat itu juga ditemukannya ladang minyak terbesar di Indonesia, malebihi sumur minyak Minas. Yaitu Duri. Ladang minyak tersebut kini bernama Duri field. Ladang tersebut membuat pesat pertumbuhan di Kota Duri. Duri sekarang menjadi salah satu kota besar di Riau. Dan nama perusahaannya kembali berubah pada 1960-an menjadi Caltex Pacific Company.

Seiring semakin banyaknya sumur minyak yang ditemukan di daerah operasi Caltex, peta daerahpun dibuat. Peta daerah operasi ini biasa disebut Kangaroo Block, karena bentuknya yang seperti kangguru. Di luar Kangaroo Block, Caltex (yang pada dekade 1970-an mengubah kembali namanya menjadi PT Caltex Pacific Indonsia) pada saat itu juga mengopeasikan daerah Coastal Plains Pekanbaru Block (CPP Block) dan Mount Front Kuantan Block (MFK Block).

Duri Field (pojok kanan atas). Duri (tengah)
 

Dengan banyaknya ladang minyak Caltex. Pengeboran minyak mencapai berjuta-juta barel. Hal tersebut juga membantu Indonesia mejadi Macan Asia pada masa pemerintahan Soeharto. Tetapi saat 2005 Caltex diakuisisi oleh Chevron bersama dengan Texaco dan Unocal. Maka, resmi nama PT Caltex Pacific Indonesia berubah menjadi PT Chevron Pacific Indonesia.

Dan sampai sekarang hampir seperlima dari Riau adalah daerah operasi CPI dengan Camp-Camp di Duri dan Minas sebagai tempat produksi dan Dumai dan Rumbai sebagai HQ dan transport. Dan kontrak tersebut berakhir pada 2021.

sumber: