Laporan Penelitian
Jamur Pada Roti
Nama : Naufal Murtadza
NISN : 9981526643
Kelas : X MIA 1
SMAS Cendana Mandau
TP 2014/2015
KATA PENGANTAR
Assalam'mualaikum
wr.wb
Puji syukur saya panjatkan kepada
Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya bisa membuat dan
menyelesaikan makalah penelitian ini dengan baik, Alhamdulillah. Saya tidak
lupa mengucapkan terima kasih kepada Guru Biologi saya yaitu Ibu Wiselmi yang
telah membimbing saya agar dapat mengerti dan dapat melaksanakan penelitian ini.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas semester “Metode
Ilmiah” dimana saya memilih penelitian “Jamur pada Roti” dan agar pembaca dapat
lebih memahami, mengerti dan menambah ilmu pengetahuan tentang membuat makalah
metode ilmiah maupun pengetahuan terhadap jamur, berikut makalah yang saya
sajikan dari berbagai sumber baik itu dari sumber internet , buku , dan
pemikiran saya sendiri.
Penelitian ini sebagai acuan atas
pemahaman kita terhadap materi pelajaran yang diberikan selama satu semester
ini. Dan semoga dengan penelitian ini mampu menambah kemampuan kami dalam
meningkatkan ketelitian. Meskipun
makalah ini mempunyai kekurangan dan kelebihan, sebelumnya saya minta maaf dan
saya memohon kritik dan saran dari para pembaca ataupun pendengarnya. Terima
Kasih.
Duri, 22 November 2014
____________________
Penulis
DAFTAR ISI
Judul. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . …… . ……….. . .1
Kata Pengantar. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . ……………. . . . … 2
Daftar Isi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . ………………. 3
BAB I Pendahuluan.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . …….. . ……………. . . 4
A. Tujuan Penelitian. . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . ………………. . . 4
B. Rumusan Masalah. . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . ……………….. . . . .4
C. Hipotesis. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . ……………….. . . . . . . . . 4
BAB II Dasar
Teori. . . . . . . . . . . . . . . . . … . . . . . . . . . . . …….……… . .4
BAB III Metode
Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . …………... . . . . 6
A. Variabel. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . ……………….. . . . .6
B. Alat dan Bahan. . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . ……………….7
C. Langkah Kerja. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . ………………… .7
D.Laporan Harian Kerja
Penelitian………………………………………8
BAB IV Hasil
dan Pembahasan. . . . . . . . . .. . . . . . .
. …………… . . 14
A. Tabel Pengamatan. . . . . . . .
. . . . . . . . . . . ……………... . . .14
B. Pembahasan. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . ……………... . . . 15
BAB V
Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . …………...
. .15
A. Kesimpulan.. . . . . . . . . . .
. ………………. . . . . . . . . . . . . .
. 15
B. Saran. . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . ……………….. .
. 15
BAB VI………………………………………………………………………………….……….15
Daftar Pustaka. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .16
BAB I
PENDAHULUAN
A.TUJUAN PENELITIAN
1.
Untuk mengetahui jenis – jenis jamur yang tumbuh
pada roti.
2.
Untuk mengetahui pengaruh kelembaban terhadap
pertumbuhan jamur pada roti.
3.
Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan jamur
pada roti tawar.
B.RUMUSAN MASALAH
·
Apakah kelembaban mempengaruhi pertumbuhan
jamur pada roti ?
C.HIPOTESIS
·
Ada pengaruh kelembaban terhadap pertumbuhan
jamur pada roti.
BAB II
DASAR TEORI JAMUR
A.CIRI MORFOLOGI JAMUR
Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi tidak memiliki
daun dan akar yang sejati, dan juga tidak mempunyai klorofil sehingga dia tidak
dapat melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, jamur diklasifikasikan
tersendiri karena tidak dapat digolongkan dalam tumbuhan ataupun hewan.
Pada umumnya
jamur mempunyai sel banyak ( multiseluler ) misalnya jamur merang dan jamur
tempe, tetapi ada juga yang bersel tunggal ( uniseluler ) seperti ragi atau
yeast/saccharomyces. Jamur multiseluler tersusun atas benang – benang yang
disebut hifa.
Jalinan atau
kumpulan hifa akan membentuk suatu miselium dan miselium yang tumbuh menyebar
di atas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungan.
Makanan yang diserap jamur adalah makanan yang masih berbentuk senyawa –
senyawa kompleks akan diuraikan terlebih dahulu di luar sel jamur, yaitu dengan
menghasilkan enzim – enzim hidrolitik ekstraseluler. Makanan jamur bisa berasal
dari sumber – sumber seperti tanah subur, produk makanan buatan pabrik,
tumbuhan dan hewan. Jamur memiliki haustorium yaitu suatu hifa yang khusus
digunakan untuk menyerap sari – sari makanan tempat jamur tersebut hidup.
B. CIRI FISIOLOGI JAMUR
Jamur lebih
tahan hidup dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntungkan dibanding
dengan jasad – jasad renik lainnya. Jamur dapat tumbuh pada suhu yang luas dari
suhu yang mendekati 0ºC sampai 37ºC.
C.JENIS – JENIS JAMUR YANG DAPAT TUMBUH PADA ROTI
1. Penicilium
Jamur ini hidup secara saprofit kadang – kadang dijumpai
pada roti, kentang, kacang, atau makanan busuk lainnya. Konidianya berwarna
hijau kebiruan.
Penicilium berkembang biak secara vegetatif dengan membentuk
konidia. Konidia dibentuk pada ujung hifa. Hifa yang membawa konidia disebut
konidiofor.
2. Zygomycota
Jamur ini
dinamakan Zygomycota karena membentuk spora istirahat berdinding tebal yang
disebut Zigospora. Zygomycota berhabitat di darat, di tanah, atau pada sisa organisme
mati. Zygomicota merupakan kelompok utama yang penting untuk membentuk mikoriza
( simbiosis jamur dengan akar tanaman ). Anggota Zygomycota terutama adalah
jamur yang hidup sebagai saprofit.
Zygomycota
memiliki miselium yang bercabang banyak dan tidak bersekat-sekat. Hifanya
bersifat senositik. Septa ditemukan hanya pada saat sel bereproduksi. Salah
satu contoh Zygomycota yang penting adalah Rhizopus stolonifer. Jamur ini
biasanya tumbuh pada roti dan makanan lain.
3. Aspergillus
Aspergillus hidup sebagai saproba pada
bermacam-macam benda organik (seperti pada roti, daging yang sudah diolah,
butiran padi-padian, dan kacang-kacangan). Koloninya berwarna abu-abu, hitam,
kuning, atau coklat. Aspergillus hidup subur pada lingkungan yang lembab kurang
cahaya matahari.
D. PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI
Reproduksi
jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara
aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan
ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila
kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah
besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila
mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi
jamur dewasa.
Reproduksi
secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak
gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua
individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami
(peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti).
Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi
tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau
miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan
meiosis.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. VARIABEL
1. Variabel Bebas
Kelembaban roti dari air yang diberikan terhadap roti, tidak
diberikan terhadap roti ataupun roti yang dikeringkan.
2. Variabel Kontrol
1.
Jenis roti yang dipakai.
2.
Ukuran roti yang sama.
3.
Udara yang ditutup plastic.
4.
Suhu ruangan (22-250C)
3. Variabel Terikat
Perbedaan pertumbuhan jamur pada roti.
B. ALAT DAN BAHAN:
- Alat:
1.
Gunting
2.
Kertas
3.
Spidol/pena
4.
Kamera
5.
Pemanggang roti (toaster)
-Bahan:
A.
Roti tawar 3 potong.
B.
Plastik penutup makanan.
C.
3 buah kontainer/kotak
D.
50 ml air
C. LANGKAH KERJA:
1.
Siapkan alat dan bahan.
2.
Panggang Roti A sampai kelmbabannya mendekati 0%
3.
Biarkan Roti B
4.
Beri (tetesi ataupun basahi) sekitar 50ml air
pada roti C
5.
Letak roti pada masing masing container
6.
Tutup kontainer menggunakan plastik dengan
rapat.
7.
Beri label pada roti dan tulis keterangannya (
Roti A, B, C dan keterangan kelembaban)
8.
Kemudian ambil gambar dari ketiga roti sehari
sekali.
9.
Letakkan ketiga roti pada tempat yang kering dan
suhu ruangan (tidak teralalu panas ataupun dingin dan tidak ada pengaruh
kelembaban luar).
10.
Biarkan selama ± 1 minggu (dalam penelitian ini
9 hari)
D.LAPORAN HARIAN KERJA
PENELITIAN
1 November 2014
Roti A (Kering)
A.
Belum Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
B.
Belum Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
C.
Belum Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
Roti B (Normal)
Roti C (Lembab)
2 November 2014
Roti A (Kering)
Ketetrangan:
A.
Belum Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
B.
Belum Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
C.
Mulai muncul bintik hijau(jamur)
Roti B (Normal)
Roti C (Lembab)
3 November 2014
Roti A Roti
B Roti C
Ketetrangan:
A.
Belum Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
B.
Belum Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
C.
Bintik Hijau (jamur) semakin banyak dan muncul benang
Hifa.
4 November 2014
Roti A Roti B Roti C
Keterangan:
A.
Tidak Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
B.
Tidak Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
C.
Jamur dan benang hifa semakin meluas.
5 November 2014
Roti A Roti B Roti C
Keterangan:
A.
Tidak Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
B.
Tidak Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
C.
Jamur dan benang hifa semakin meluas.
6 November 2014
Roti A Roti B Roti C
Keterangan:
A.
Tidak Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
B.
Tidak Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
C.
Jamur dan benanghampir menutupi sebagian dari
permukaan roti tawar.
7 November 2014
Roti A Roti B Roti C
Keterangan:
A.
Tidak Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
B.
TIdak Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
C.
Jamur dan benang hifa semakin meluas.
8 November 2014
Roti A Roti
B Roti C
Keterangan:
A.
Tidak Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
B.
Tidak Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
C.
Pertumbuhan/perluasanan jamur melambat.
9 November 2014
Roti A Roti
B Roti C
Keterangan:
A.
Tidak Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
B.
Tidak Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
C.
Pertumbuhan/perluasanan jamur melambat.
10 November 2014
Roti A Roti
B Roti C
Keterangan:
A.
Tidak Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
B.
Tidak Ada tanda – tanda pertumbuhan jamur.
C.
Jamur dan benang hifa menutupi sebagian besar
roti tawar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Roti
|
Foto
|
Lama penyimpanan
|
Kelembaban
|
Permukaan atas yang ditutupi jamur
|
Warna Jamur yang muncul
|
A
(kering)
|
|
1 Nopember 2014 - 10 Nopember 2014
(foto diambil pada hari terakhir)
|
Hampir 0%
|
0%
|
-
|
B
(normal)
|
|
Normal (tidak diberi tindakan)
|
0%
|
-
|
|
C
(lembab)
|
|
TInggi (diberi 50ml air)
|
>60%
|
Putih (benang hifa) dan hijau
|
B. Pembahasan
Dari
hasil tabel pengamatan di atas, kita
dapat mengetahui bahwa roti tawar A yang
telah dikeringkan, tidak diberi air dan kelembabannya mendekati 0% tidak muncul
satu pun jamur. Roti B yang tidak dikeringkan namun dibiarkan saja tanpa ada
air (untuk menambah kelembaban) , juga tidak ada tanda – tanda munculnya jamur.
Jika diperhatikan pada Roti C yang telah diberi 50ml air sehingga
kelembabannnya tinggi, Jamur muncul hamper diseluruh permukaan roti, sekitar
>60% permukaannya. Jamur yang muncul pada roti C adalah jamur – jamur yang
berwarna Hijau dan putih.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil
tabel pengamatan dan pembahasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa roti
tawar yang memiliki kelembaban yang lebih tinggi, lebih banyak ditumbuhi
berbagai jenis jamur. Jenis jamur yang muncul di masing- masing roti yaitu jamur
yang berwarna hijau (Penicilium). Sedangkan roti tawar yang tidak diberi
tindakan masih dapat bertahan dari jamur karena bantuan pengawet dan roti tawar
yang dikeringkan dapat tahan lebih lama lagi karena kondisinya yang tidak
memungkinkan untuk pertumbahan jamur. Jadi hipotesis yang telah dinyatakan
sebelumnya merupakan hipotesis alternative. Bahwa ada pengaruh kelembaban
terhadap pertumbuhan jamur.
B. Saran
B.
Sebaiknya roti yang kita gunakan jangan sampai
terkena air atau diletakkan di tempat yang lembab, karena pertumbuhan jamur
dipengaruhi oleh air (kelembaban).
C.
Sebaiknya roti jangan terlalu sering dipegang
atau ditekan, agar tidak menghambat pertumbuhan jamur.
D.
Simpan roti pada tempat tertutup ataupun kulkas
agar roti lebih tahan lama.
E.
Roti dapat dikeringkan(dipanggang) agar lebih
awet.
BAB VI
PENUTUP
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai laporan
penelitian “Jamur pada Roti” yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya
banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya
rujukan atau referensi yang saya peroleh hubungannya dengan makalah ini. Sayabanyak
berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang
membangun kepada saya demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis. Aamiin. Terima Kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.
DAFTAR PUSTAKA
Kiky, Sheila.” Penelitian Jamur
pada Roti Tawar “. 22 Nopember 2014. http://kikyshela.blogspot.com/2012/11/penelitian-jamur-pada-roti-tawar.html.
Anonymous.” Mengapa Roti Berjamur?
Penyebab Jamur pada Roti “. 22 Nopember 2014. http://www.amazine.co/14555/mengapa-roti-berjamur-penyebab-jamur-pada-roti/.
Cokroaminoto.” Penyajian Data Dalam
Penelitian” 22 Nopember 2014. http://www.menulisproposalpenelitian.com/2010/03/penyajian-data-dalam-penelitian.html?m=0
Elyana, Risky.”Kingdom Jamur /
Fungi”.22 Nopember 2014http://risky-elyana.blogspot.com/2011/11/kingdom-jamur-fungi.html
Pujiyanto, Sri. & Ferniah,
Rejeki Siti.2013.”Menjelajah Dunia Biologi 1”. Solo: Tiga Serangkai.